11 November 2011

Kulit Manusia Buatan Pabrik (*mau nyaingin Tuhan kali yah??)

Kulit Manusia hasil buatan pabrik, kini bukan cerita fiksi belaka. Di Institut Fraunhofer Stuttgart uji coba kulit buatan di masa depan akan membantu penemuan obat dan kosmetika baru untuk manusia.

Heike Walles adalah profesor biologi dan kepala bagian sistem sel pada Institut Fraunhofer di Stuttgart. Disertasi Doktor yang diambil sarjana biologi itu adalah penelitan virus pada Institut Max-Planck untuk Biokimia di Martinsried, dekat München. Ia menilai, mekanisme terdahulu untuk menjelaskan sel, yang menguraikan sifat molekul dan protein, kurang bersifat praktis. "Yang selalu menjadi pertanyaan besar saya: Jika kini saya tahu sesuatu, apa manfaatnya bagi pasien ? Karena jika saya memiliki pengetahuan ini, saya masih jauh dari penerapannya pada ranjang pasien. Dan di situ saya melihat peran saya sebagai orang yang mengerti penelitian dasar, dan membawa pengetahuan ini bersama pakar kesehatan untuk dapat diterapkan.“

Setamat kuliah Heike Walles menjadi profesor muda pada Universitas Kedokteran Hannover. Di bidang rekayasa jaringan ia meneliti pencangkokan jaringan dari sel-sel hidup, terutama untuk kedokteran transplantasi. Ia meneliti pembuatan saluran pernafasan dan katup pembuluh balik dari sel-sel yang berasal dari sel pasien yang bersangkutan. Saat ia terlibat dalam pengembangan bioreaktor, yang akan menjadi alat untuk membiakkan jaringan otot jantung, baginya menjadi jelas: Proses selama ini dalam rekayasa genetika jaringan sangat panjang dan rumit, sehingga produk akhir menjadi terlalu mahal dan jumlah produksinya tidak cukup. Dari situ Heike Walles memiliki gagasan mengembangkan alat untuk menunjukkan adalah mungkin untuk melakukan otomatisasi sepenuhnya dalam memproduksi jaringan.

Pengembangan Alat Pembuat Kulit Manusia

Di Institut Fraunhofer di Stuttgart Heike Walles memimpin tim yang terdiri dari insinyur dan ilmuwan. Tim ini mengembangkan proses produksi untuk membuat kulit manusia. Sejak April 2011 alat itu beroperasi. Pertama-tama mereka mengisolir sel-sel dari contoh jaringan, kemudian mereka mengawasinya selama sel-sel itu berkembang biak menjadi banyak dalam inkubator. Akhirnya mereka membentuk preparat kulit dimana sel-selnya dipadukan pada sebuah materi penyangga dan mengendalikan proses pematangan. Proses itu berlangsung tiga pekan. Setiap bulannya dapat diproduksi sekitar 5000 kulit yang kira-kira sebesar perangko. Itu sesuatu yang pertama kalinya di dunia.

Sebagai langkah berikutnya Walles berharap mesin itu dapat diluncurkan ke pasaran, agar pasien yang membutuhkan juga dapat menarik manfaatnya. "Harapan pribadi saya adalah suatu saat mesin ini berada di rumah sakit kulit dan dapat memproduksi tranplantasi. Hal itu dapat diprediksi dan selambatnya dalam lima tahun kami dapat merealisasikannya. Kami juga mengupayakan pengembangan tranplantasi dengan pasokan pembuluh darah. Harapan saya adalah menunjukkan bahwa ada platform teknologi yang sesuai untuk memproduksi berbagai jenis transplantasi."

Sejak akhir 2009 Heike Walles juga memimpin bidang rekayasa jaringan dan kedokteran regenerasi pada Universitas Würzburg. "Saya melihat suatu bidang sangat besar, dimana dengan metode ini untuk jangka panjang akan dapat banyak menggantikan percobaan dengan hewan. Meskipun tujuannya bukan untuk melindungi hewan, melainkan jika kita dapat mengembangkan obat baru, orang dapat merasa lebih aman, bagaimana organisme manusia bereaksi terhadapnya.“

Di tempat penelitian barunya Heike Walles juga berharap berhasil mencapai terobosan baru dalam perjuangan mengatasi kanker. Ia mengembang biakkan jaringan tumor untuk mengetahui terbentuknya tumor dan metastase, yakni penyebaran kanker dari situs awalnya ke tempat lain di dalam tubuh.